Translate

BELAJAR DARI SAMPANG

Kabar duka datang dari dunia pendidikan :
https://m.detik.com/news/berita/d-3845896/guru-sma-di-sampang-madura-tewas-diduga-karena-dianiaya-siswa

Lama tidak memposting yang beginian, kali ini diawali dengan kabar duka dari dunia pendidikan tanah air. Beberapa hari ini sosial media dihebohkan dengan kabar meninggalnya seorang guru seni di Sampang. Penyebab kematian guru tersebut karena di pukul oleh siswa yang tidak terima akan teguran sang guru. Sampai detik ini saya belum tahu pasti bagaimana penyebab dan bentuk teguran kepada siswa tersebut oleh sang guru. Oleh sebab itu, bagi para pembaca yang penasaran silahkan pantau sendiri beritanya.

Perihal kasus tersebut banyak komentar warganet yang merasa marah dan kesal akan perbuatan siswa tersebut. Bahkan foto siswa terduga pelaku pemukulan dan guru sang korban tersebar di beberapa media sosial. Ditambah lagi banyak teman-teman penulis yang turut serta membahas kasus ini di beberapa group media sosial. Oleh karena itu, penulis ingin pula menyampaikan beberapa pendangan mengenai kasus tersebut.

Menurut penulis kasus ini jangan hanya dilihat sebagai sebuah kasus kriminal sederhana. Perlu pula melihat kasus ini sebagai sebuah kegagalan dunia pendidikan tanah air. Kasus ini menunjukkan bahwa pendidikan kita gagal mendidik moral satu orang siswa SMA. Mungkin tidak hanya satu, melainkan banyak siswa yang gagal menerima pendidikan moral dengan beragam kasus yang menimpa mereka. Maka dari itu, perlulah sebuah perbaikan dalam pendidikan kita.

Salah satu perbaikan dari pendidikan kita adalah pemahaman tentang konsep pendidikan. Selama ini banyak dari kita gagal dalam memahami pendidikan itu sendiri. Pendidikan kita definisikan dengan sangat sederhana berupa sekolah. Sehingga banyak sekali grand model lembaga pendidikan baru di negeri ini. Mulai dari lembaga pendidikan anak usia dini hingga lembaga bantuan belajar seperti kursus.

Pendidikan tidak hanya tanggung jawab sekolah. Pendidikan adalah tanggung jawab semua pihak mulai dari tempat terdekat dari anak yaitu rumah hingga pemerintah. Terkait dengan moral, penulis berpendapat bahwa pendidikan moral dan karakter adalah murni tanggung jawab orang tua di rumah dan lingkungan. Bagaimana orang tua menekankan moral dan lingkungan sebagai penyokong utama dalam pembentukan moral. Dalam pendidikan moral, orang tua dituntut untuk tidak fokus pada pada anak saja sebagai didikan. Melainkan lingkungan anak tersebut juga perlu didik. Jika setiap orang tua melakukan pendidikan moral kepada anaknya dan mengkontrol lingkungan sebagai bagian dari tempat belajar tentu kasus seperti di Sampang dapat di tekan.

Sekolah bukanlah lembaga pendidikan utama, melainkan lembaga yang membantu orang tua untuk mendidik anaknya dengan perluasan pengetahuan alam dan sosial. Oleh sebab itu, pendidik utama sekaligus penganggung jawab akan hasil didikan anak tetaplah orang tua. Sebagaimana pendapat seorang kakak dan sekaligus dosen saya, "Guru hanya dimintai pertanggung jawaban secara profesionalitas, anda sebagai orang tua bisa protes atau memindah anak sekolah. Sayangnya, anak tidak bisa protes dan pindah orang tua." (Henning TC, S.Kom., M.Kom)

Oleh sebab itu, marilah kita jadikan pelajaran bahwa kasus ini bisa menimpa siapapun. Sebagai orang tua anda boleh berkarir sebagimana orang pekerja di kota besar, berangakat sebelum anak bangun tidur dan pulang pada saat anak tidur. Akan tetapi tetaplah pada fungsi orang tua sebagai pendidik. Di era teknologi yang serba canggih, mungkik anda memiliki metode efektif mendidik anak tanpa harus bertemu secara maksimal.

Comments

Popular posts from this blog

Langkah-Langkah Menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Menghitung Profit dalam Tender.

Menghitung Kapasitas Produksi Alat Berat part 1.

DOKUMEN LELANG DALAM LPSE (LEMABAGA PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK) KATEGORI PEKERJAAN KONSTRUKSI