PUNYA GELAR PENDIDIKAN BELUM TENTU TERDIDIK.
Kita sering menyatakan bahwa siapapun yang orang yang telah lulus dalam pendidikan formal merupakan orang terdidik. Dari kita banyak yang tahu bahwa seekor singa pemain sirkus bisa melakuan lompatan melalui lingkran api. Kita akan menyebut singa itu terlatih bukan terdidik. Dalam kamus besar bahasa indonesia kata didik dan latih didefinisikan sebagai berikut,
didik/di·dik/ v, mendidik/men·di·dik/ v memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran: seorang ibu wajib ~ anaknya baik-baik;
latih/la·tih/ v, berlatih/ber·la·tih/ v 1 belajar dan membiasakan diri agar mampu (dapat) melakukan sesuatu: dia menjadi seorang ahli setelah ~ bertahun-tahun; 2 berbuat agar menjadi biasa: kuda pacu itu sedang ~ di gelanggang
Jika orang terdidik merupakan orang yang telah dididik dan orang terlatih merupakan orang yang telah dilatih. Maka sangat jelas perbedaan diantara keduanya.
Beberapa iklan lowongan kerja menyertakan sebuah syarat bersedia bekerja dibawah tekanan. Jika kita melihat kilas balik proses kita mulai dari bersekolah pada tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Setalah itu, bekerja dengan tekanan berupa deadline dari perusahaan hingga berakhir dengan sebuah gaji. Pertnyaannya apabedanya kita dengan singa sirkus yang dilatih oleh pawang (proses bersekolah), kemudian dicambuk jika tidak mau melakukan (bekerja dibwah tekanan) dan diberi hadiah jika berhasil melakukan sebuah atraksi sirkus (gaji).
Inti dari suatu pendidikan dalah akhlak dan kecerdasan pikiran. Kita belajar bukan untuk bisa melakukan apa yang harus dilakukan. Melainkan kita belajar untuk mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang harus dilakukan dan mana yang harus dihindari untuk dilakukan. Semua tergantung budaya dan adat istiada daerah setempat.
Beberapa waktu yang lalu KEMENDIKBUD mencanangkan pendidikan karakter. Jika kita kembalikan kepada definisi kata didik. Seharusnya KEMENDIKBUD tidak perlu mencanangkan pendidikan karakter, karena karakter sendiri seharusnya sudah masuk kedalam proses pendidikan itu sendiri. Setelah mengetahui hal ini saya merasa aneh dengan lembaga pendidikan yang ada selama ini. Sehingga saya menilai dengan demikian lembaga sekolah seperti SD, SMP dan SMA bukan merupakan lembaga pendidikan, melainkan lembaga pelatihan. Kita dilatih untuk bisa mengerjakan soal-soal matematika, fisika, sejara dll. Bukan didik untuk menajdi seseorang yang mampu menggunakan kecerdasan dalam bidang matematika, fisika, sejarah dll, yang diseratai dengan akhlak yang baik, salah satunya kejujuran dalam mengolah persoalan matematika, fisika, sejarah dll.
Kesimpulannya adalah walaupun gelar tingkatan pendidikan formal anda sangatlah tinggi belum tentu anda itu terdidik. Karena jika dilihat dari permasalahan dinegeri ini, para koruptor bukanlah orang yang tidak bersekolah. Melainkan mereka yang telah melalui pendidikan tinggi.
Comments
Post a Comment