Sebagian Kecil dari Gaji.
Kamis, 8 Desember 2016
Sambil menunggu adzan maghrib berkumandang, kupandangi layar monitor sambil berharap ada suatu kabar bahagia. Sambil memandangi layar tersebut, terbesit pikiran untuk memosting sebuah status kontroversial disalah satu group Facebook suatu organisasi. Rencana untuk cari sensasi seberapa besar komentar penolakan atau bahkan hujatan yang saya terima. Tapi, pada akhirnya saya urungkan niat tersebut. Sampai pada akhirnya ku posting sebuah saran sederhana terkait aksi penggalangan dana bencana gempa Aceh. Saran yang diharapkan hanya sekedar dibaca tanpa dikomentari, berubah saat seorang anggota tua memberikan komentar seakan saya membangun opini baru. Yah emang benar apa kata seorang bijak, apa yang kita rasa benar belum tentu benar kata orang. Akhirnya ku akhiri masalah itu, karena kutanggapi pasti tak akan pernah ada goal penyelesaiannya.
Penat terasa selepas pulang dari tempat mencari pundi-pundi untuk melanjutkan kuliah ketahap Sarjana Terapan. Kuarahkan laju motorku menuju sebuah kandang yang pernah diriku menjadi penghuninya. Sesampainya disana, saya hanya melihat empat orang laki-laki dan satu orang perempuan di ruang sebelahnya. Selain itu, seorang adik perempuan dengan adik-adik asisten praktikumnya. Lelah terasa mencari hal spesial yang harus dinikmati dan berharap menjadi pembelajaran hari ini. Kutunggu hal spesial tersebut tapi tak mampu ku temukan. Akhirnya kuberusaha untuk membuat hal spesial.
Akhirnya Allah memberikan sebuah kesempatan untuk berbuat baik hari ini. Seorang adik laki-laki pamit untuk pergi ke kandang sebelah. Saat dia mengucapkan kalimat, "balik dulu ya mas...". Saya langsung ingat sebuah plan yang tertunda pada bulan kemarin. Menyisihkan sebagian gaji untuk mereka yang dianggap berkebutuhan. Akhirnya ku kejar dia, ku panggil dan untung dia belum jauh sehingga dapat kukejar. Kukasihkan sebagian dari gajiku kepada dia untuk digunakan sebagai tambahan biaya hidup, yang mungkin hanya mampu mensupportnya untuk makan dua hari. Yah, itulah yang dapat saya lakukan dan kuceritakan untuk hari ini.
Allah terimakasih kesempatan berharga yang telah engkau berikan kepada saya. Sehingga, saya bisa berbuat kebaikan untuk hari ini. ...
Sambil menunggu adzan maghrib berkumandang, kupandangi layar monitor sambil berharap ada suatu kabar bahagia. Sambil memandangi layar tersebut, terbesit pikiran untuk memosting sebuah status kontroversial disalah satu group Facebook suatu organisasi. Rencana untuk cari sensasi seberapa besar komentar penolakan atau bahkan hujatan yang saya terima. Tapi, pada akhirnya saya urungkan niat tersebut. Sampai pada akhirnya ku posting sebuah saran sederhana terkait aksi penggalangan dana bencana gempa Aceh. Saran yang diharapkan hanya sekedar dibaca tanpa dikomentari, berubah saat seorang anggota tua memberikan komentar seakan saya membangun opini baru. Yah emang benar apa kata seorang bijak, apa yang kita rasa benar belum tentu benar kata orang. Akhirnya ku akhiri masalah itu, karena kutanggapi pasti tak akan pernah ada goal penyelesaiannya.
Penat terasa selepas pulang dari tempat mencari pundi-pundi untuk melanjutkan kuliah ketahap Sarjana Terapan. Kuarahkan laju motorku menuju sebuah kandang yang pernah diriku menjadi penghuninya. Sesampainya disana, saya hanya melihat empat orang laki-laki dan satu orang perempuan di ruang sebelahnya. Selain itu, seorang adik perempuan dengan adik-adik asisten praktikumnya. Lelah terasa mencari hal spesial yang harus dinikmati dan berharap menjadi pembelajaran hari ini. Kutunggu hal spesial tersebut tapi tak mampu ku temukan. Akhirnya kuberusaha untuk membuat hal spesial.
Akhirnya Allah memberikan sebuah kesempatan untuk berbuat baik hari ini. Seorang adik laki-laki pamit untuk pergi ke kandang sebelah. Saat dia mengucapkan kalimat, "balik dulu ya mas...". Saya langsung ingat sebuah plan yang tertunda pada bulan kemarin. Menyisihkan sebagian gaji untuk mereka yang dianggap berkebutuhan. Akhirnya ku kejar dia, ku panggil dan untung dia belum jauh sehingga dapat kukejar. Kukasihkan sebagian dari gajiku kepada dia untuk digunakan sebagai tambahan biaya hidup, yang mungkin hanya mampu mensupportnya untuk makan dua hari. Yah, itulah yang dapat saya lakukan dan kuceritakan untuk hari ini.
Allah terimakasih kesempatan berharga yang telah engkau berikan kepada saya. Sehingga, saya bisa berbuat kebaikan untuk hari ini. ...
Comments
Post a Comment